CIANJUR—Sebanyak 19 sekolah tingkat SD dan SMP direncanakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur akan digabungkan atau merger. Rencananya, penggabungan sekolah SD dan SMP tersebut, akan dilakukan tahun ini berdasarkan ajuan dari sekolah bersangkutan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Akib Ibrahim, mengatakan ada berbagai aspek indikator yang mendasari penggabungan tersebut. Satu di antara indikatornya karena minim jumlah siswa. "Memang pada tahun ini, sekitar ada 19 sekolah yang akan dimerger. Semuanya tingkat SD, tidak ada SMP," kata Akib kepada wartawan Sabtu (16/7/2022).
Menurutnya memang rencana merger tersebut, butuh kajian sebelum dilaksanakan merger sekolah. Tim verifikasi Disdikbud biasanya akan melakukan cek lapangan dan kajian. "Memang penggabungan sekolah atau merger ini, bukan ditentukan oleh minimnya jumlah siswa saja. Namun, apabila kondisinya dari berbagai aspek yang mendasarinya. Tapi memang salah satunya memang jumlah siswa yang minim," terangnya.
Namun, lanjut Akib merger tidak bisa dilakukan seandainya ada sekolah yang jumlah siswanya minim tapi berada di daerah pelosok. Terlebih di daerah tersebut tidak ada sekolah alternatif yang lain. "Kalau di daerah terpencil dan tidak ada sekolah lain, itu tidak bisa merger sebab harus tetap melayani masyarakat," tegasnya.
Sebaliknya, kata Akib, kalau kondisi di lapangan terdapat banyak sekolah yang berdekatan tapi jumlah siswanya minim, maka bisa diusulkan merger. Ajuannya didasari pertimbangan untuk efektivitas dan efisiensi. "Kalau kondisinya seperti itu maka bisa dimerger," ungkapnya.
Akib menuturkan sesuai kewenangan, pemerintah daerah hanya mengurusi urusan merger sekolah setingkat SD dan SMP. Sedangkan tingkat SMA/SMK beda kewenangan. "Kalau SMA atau SMK itu kewenangan provinsi," pungkasnya.
Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman menuturkan kebijakan penggabungan sekolah tidak bisa sembarangan diputuskan. Perlu tahapan dan kajian yang mendetail didasari berbagai aspek pertimbangan. "Memang harus melihat terlebih dahulu situasi dan kondisi di lapangan, seperti jumlah penduduk dan jumlah sekolah. Tidak bisa gegabah. Harus ada kajian dulu," imbuhnya. SYA
No comments:
Post a Comment