CIBINONG - Kasus gagal ginjal yang menyerang anak-anak terus menjadi perhatian banyak pihak, tak terkecuali dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
BRIN bahkan mengaku siap mendukung pemerintah dalam menangani kasus gagal ginjal akut tersebut.
Dengan fasilitas canggih yang ada, BRIN turut terlibat dalam melakukan riset klinis terkait fenomena gagal ginjal akut.
"Kita punya pusat riset klinis dan praklinis, jadi kami mendukung Kementerian Kesehatan untuk melakukan mitigasi dan riset klinis terkait dengan gagal ginjal akut," ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko kepada wartawan belum lama ini.
Lanjut dia, hingga kini Kemenkes RI mencatat peningkatan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal mencapai 269 kasus per 26 Oktober 2022. Dari ratusan kasus tersebut, angka kematian juga meningkat yakni sebanyak 157 anak.
Meski belum dapat dipastikan penyebabnya, namun diduga salah satu penyebabnya berasal dari obat bentuk sirup yang sering dikonsumsi anak.
Handoko mengatakan, BRIN saat ini terlibat dalam penanganan kasus gagal ginjal akut dari sisi mencari sumber penyebab. Termasuk mengambil sampel sejumlah obat sirup yang kini telah dihentikan peredarannya.
"Namun saat ini lebih dari sisi mencari penyebabnya, jadi apakah betul dari obat sirup, mungkin ada dugaan tapi harus dipastikan.Termasuk dari sampel, dari kasus pasien juga, kita sudah mendapatkan sampelnya," tandasnya. =YUS
No comments:
Post a Comment