BOGOR - Institut Agama Islam Tazkia menyelenggarakan wisuda ke-18 kepada 350 wisudawan di Puri Begawan, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Rabu 26 Oktober 2022. Berbeda dari wisuda sebelumnya, pada wisuda kali ini dilaksanakan secara luring atau tatap muka, dengan ketentuan hanya 2 orangtua/wali yang mendapingi para wisudawan.
Lulusan Institut Agama Islam Tazkia ini diantaranya, dari program sarjana berjumlah 298 wisudawan, S2 atau magister berjumlah 47 orang dan D3 dengan jumlah 6 wisudawan. Dengan predikat yudisium kelulusannya diantaranya, dengan Pujian tertinggi 25 orang, dengan Pujian sebanyak 143 orang, Sangat Memuaskan 173 orang.
Rektor Insitut Agama Islam Tazkia, Dr. Murniati Mukhlisin, M.acc, CFP mengatakan, para mahasiswa lulusan IAI Tazkia memang siap kerja, bahkan enam bulan sebelum lulus, banyak perusahaan mengantri untuk meminta menjadi karyawan. Rektor menyebut, sebanyak 85,7 persen dari yang program studi Bisnis Syariah di uji petik itu terserap di dunia kerja sebelum enam bulan lulus. Dimana kebanyakan di institusi syariah dan sepertinya sekarang sudah bergeser.
"Dahulu 80 persen di institusi lembaga keuangan syariah, dan 20 persennya di lembaga lainnya. Kita tidak terlalu menganjurkan ke PNS, tetapi sekarang bergeser ke bisnis. Jadi sekarang kita melihat 50 : 50, misal 50 persen ke lembaga syariah seperti di pasar modal, asuransi syariah, hotel syariah, teknologi syariah dan sisnya 50 persen ke bisnis. Ada semacam pergeseran bahwa anak-anak muda kita sekarang suka berbisnis," jelasnya.
Hebatnya, lanjut Murniati, salah satu keunikan Tazkia itu yakni menggaet industri. Jadi industri itu diminta datang ke kampus, mereka mengajar dan menyeleksi para mahasiswa, sehingga ketika sudah terpilih, maka mereka langsung bekerja. "Jadi mereka melihat dan menyeleksi sendiri, sehingga mahasiswa yang terbaik sudah direkrut langsung oleh mereka," imbuhnya.
Rektor berharap, IAI Tazkia ini menjadi contoh bagi perguruan tinggi islam yang bukan hanya peduli dengan pembekalan dunia, tetapi juga akhirat. Jangan pernah tinggalkan nilai-nilai Al Qur'an dari pembelajaran. "Jangan pernah tinggalkan nilai-nilai islam dari pembelajaran, karena kita tahu bahwa kalau kita pisahkan maka cara pandang peserta didik kita akan berbeda, dia akan bicara soal uang seolah-olah uang segalanya, tetapi kita kuatkan maka cara pandang mereka berbeda, dia berbicara uang tetapi dia juga berbicara kepedulian kepada masyarakat lemah, dia bicara uang tetapi dia juga bicara halal dan haramnya. Jadi pondasinya kita kuatkan, alhamdulillah sistem integrasi keilmuan kita sudah diterima di masyarakat global. Baru bulan kemarin hasil penelitian kita diterbitkan dan di terima di Malaysia dan disebarkan ke seluruh dunia yakni sistem integrasi nilai-nilai Al Qur'an, nilai ekonomi, bisnis, pendidikan, hukum dan lainnya," tutupnya. RIF
No comments:
Post a Comment