zbethz posted: " Well, saya mau lanjutin cerita liburan di Indonesia kemarin ya. Setelah hampir 2 minggu di Yogyakarta, kamipun terbang ke Medan untuk lanjut ke Pulau Samosir. Kita ke Samosir dalam rangka acara nikahannya sarah dan Micha, teman dari Jerman yang bikin kit" Autumn is Okay
Well, saya mau lanjutin cerita liburan di Indonesia kemarin ya. Setelah hampir 2 minggu di Yogyakarta, kamipun terbang ke Medan untuk lanjut ke Pulau Samosir. Kita ke Samosir dalam rangka acara nikahannya sarah dan Micha, teman dari Jerman yang bikin kita ikutan semangat mudik kemarin. Ini adalah pertama kalinya saya ke Sumatra Utara lho... Kalau bukan karena mereka berdua, kayaknya kami bakalan menunda-nunda terus kunjungan kami ke sini deh. Kami memang sudah lama pengen explore Sumatra Utara, mengunjungi danau Toba, ikutan jungle tour untuk melihat orangutan, dll tapi terus terang kami belum pernah bikin rencana yang matang soal ini, cuman pengen-pengenan doang.
Untuk menuju pulau Samosir dari Yogyakarta ternyata tidak mudah ya...dan demi menyingkat waktu, saya yang sebelumnya anti naik Lion Air, terpaksa booking airline ini karena dia satu-satunya airline yang punya direct flight ke Medan. Kalau pake Garuda musti transit dulu di Jakarta dan penerbangan bisa lebih dari 5 jam.
Pas hari-H nya, kami diantar papa dan mama ke bandara baru Yogyakarta YIA yang keren abis. Waktu itu, karena nyampe YIA nya masih terlalu awal (mama nemu jalur kucing yang lebih cepat :D), kita masih punya waktu untuk muterin sudut bandara baru ini. Pas muter-muter ini, nggak sengaja kita lihat jadwal penerbangan di papan pengunguman dong... Trus mulai curiga kok flightnumber kita nggak nongol? Kita sempat mikir, ok, mungkin masih terlalu awal. Setelah sekian menit kemudian, jadwal penerbangan pesawat setelah jadwal kami pada bermunculan dan flight number kami tetap nggak muncul. Hm.
Setelah nanya ke informasi, mereka confirmed kalau penerbangan kami memang nggak ada. Wait, what? Kitapun pindah ke info desk-nya Lion Air dan guess what apa kata mereka? "Oh iya bu, penerbangan ke Kualanamu hari ini memang dibatalkan, ibu bisa terbang besok."
Trus saya komplen dong, kok nggak ada pemberitahuan kalau flight-nya cancel? Dan kita kayaknya satu-satunya yang nggak ngeh karena nggak ada penumpang lain yang komplein dan mereka bilang, Lion Air hanya mengirim kabar ke passengers dengan nomor telpun Indonesia saja. WTF? kalau takut sms ke nomor Jerman mahal, kan ada email address kita juga, kan kita waktu itu booking online paaak?! Duh kesel banget pokoknya karena untuk terbang di hari berikutnya, artinya waktu kita yang cuman 4 hari di Pulau Samosir bakalan berkurang lagi dan serasa nggak worth it, menuju kesananya jauh dan lama eh nginepnya cuman 3 hari. 3 Hari itu saja udah padat acaranya.
Si Bapak ini lalu ngasih alternatif lain, yaitu terbang saat itu juga tapi naik airline lain yaitu Super Jet Air yang kami nggak pernah dengar sebelumnya dan transit di Jakarta tanpa harus extra bayar. Sempat galau, piye iki... tahulah reputasi airlines di Indonesia gimana. Tapi akhirnya, meskipun deg-degankamipun setuju naik Super Jet Air dan harus lari-lari karena saat itu mereka sudah boarding. Tahu gitu mah, dari awal naik Garuda aja, toh-sama-sama transit di Jakarta, hiks...
Kami penumpang terakhir yang masuk pesawat dan karena pesawatnya nggak penuh, oleh pramugarinya kami disuruh duduk depan dengan alasan pak suami yang kakinya panjang, jadi dapat more space. Ground crew dan cabin crew Super Jet Air ini ramah-ramah dan so helpful lho. Waktu itu saya packing powerbank di checked baggage, which is not allowed. Ground crew langsung info ke cabin crew dan diterusin ke saya, minta permisi apakah kopernya boleh dibuka. Setelah dibuka, merekapun ngasih powerbank-nya ke kami padahal kami sudah bilang, nggak perlu krn kami nggak mau bikin susah penumpang yang lain hanya karena urusan power bank penerbangan bisa jadi telat. Bahkan setahu saya harusnya mereka nggak perlu minta ijin untuk buka koper segala. Anyway, alhamdulillah penerbangan kami lancar dan on time sampai tujuan. Oh iyaa, seragam cabin crew di Super Jet Air keren deh. Check it here !
Sampai Bandara Kualanamu Medan, kami dijemput sopir yang sudah dibooking oleh Sarah sebelumnya. Si Pak sopir bilang, kami harus buru-buru jalan untuk mengejar ferry terakhir ke pulau Samosir. Perjalanan dari Bandara Kualanamu sampai ke kota Parapat (dimana kita harus transit, naik ferry) sendiri menempuh 3 jam. Yup karena ada transfer di Jakarta tadi, kami sampai di Kulanamu kesorean. Dan benar saja, pas kami sampai di Parapat, tinggal satu Ferry yang nyebrang ke Pulau Samosir.
Well, setelah 45 menit naik ferry, finally kita sampai di Pulau Samosir di danau Toba. Setelah makan malam kamipun langsung bobok klipuk di kamar yang nyaman di hotel milik orang Jerman. Terang saja kita tepar, perjalanan keseluruhan dari Yogyakarta sampai Samosir ini 12 jam with some hassles (Flipper mabuk di jalan, dipalak orang ferry) but we managed!Here some shots from the hotel:
Keesokan harinya kami ambil paket tour dari hotel untuk keliling pulau Samoris karena kalau tidak bawa kendaraan sendiri memang susah mau explore pulau Samosir. Untuk paket tour di atas pulau ini tidak bisa disamakan dengan di Jogja ya. Di Yogyakarta dengan Rp.500.000 kita bisa keliling seharian dengan mobil dan sopir sewaan. Di sini Rp. 800.000 hanya 4 jam. Harga-harga makanan di sini juga termasuk lebih mahal bila dibandingkan dengan di Yogyakarta. Dan rasanya juga lebih enak di Yogyakarta tapi yang terakhir ini pure subjective karena saya kan orang Yogya hihi...
Ini hasil jalan-jalan di Pulau samosir, menikmati indahnya danau Toba:
Di hari ketiga di Pulau Samosir, kami menghabiskan waktu dengan Sarah, Micha dan keluarganya. Mereka menyewa ferry selama 8 jam untuk keliling danau Toba, mampir ke air terjun Situmurun dan rumah makan ecovillage. Pas di rumah makan itu sayangnya saya nggak sempat foto-foto karena terlalu semangat makan hihi...
Pulang dari boat trip, kamipun segera mandi dan dress up but acara resepsinya Sarah dan Micha. Tak lupa saya musti packing juga karena keesokan harinya kami sudah harus cabut ke Medan. Di Medan kami masih harus menginap 1 malam di sebuah hotel di dekat bandara karena flight kami ke Jerman pagi banget. Kalau kami dari Pulau Samosir langsung terbang ke Jerman , kami musti berangkat jam 2 pagi which is impossible karena nggak ada ferry yang mau nyebrangin kita.
The Happiest Day
Atas saran Sarah, dalam perjalanan dari Parapat menuju hotel di Medan, kami mampir dulu ke Aek Nauli Elephant Conservation Camp, sebuah kawasan hutan yang khusus dijadikan sebagai konservasi gajah di alam bebas di kabupaten Simalungun. Kami sebelumnya sudah janjian sama Bang Ilham, salah satu pawang gajah di sana minta ditemeni sekitar 1,5 jaman karena sopir kami juga nggak bisa lama menunggu.
Danau Toba dan Pulau Samosir no doubt is so beautiful tapi terus terang, highlight kami di pulau emas ini adalah mengunjungi gajah di Aek Nauli ini. Ketika kami tiba di sini, bang Ilham sudah menunggu dan langsung mengajak kami kenalan dengan Luis Figo si gajah ramaja (14 tahun) yang akan menemani kami siang itu.
Di Aek Nauli Elephant Conservation Camp ini ada empat ekor gajah spesies gajah Sumatra yang hidup di alam bebas. Di sini pengunjung bisa melihat aktivitas gajah dari dekat dan juga ikut berinteraksi, misalnyat saat gajah yang dimandikan oleh para pawang atau saat makan bubur. Kalau pengunjung mau uji nyali juga bisa berjalan-jalan di kompleks konservasi Aek Nauli, Kabupaten Simalungun ini dengan menaiki gajah.
Flipper dan saya sempat ikutan naik Figo, bertiga dengan bang Ilham mengelilingi hutan dan memang beneran uji nyali karena medan hutan yang naik turun dan banyak pohon-pohon liar menjadikan perjalanan ini sangat tidak nyaman but so fun! Kami harus pegangan erat ke bang Ilham dan tali gajah kalau nggak mau jatuh.
Selain itu Flipper sempat diajak untuk ngasih makan gajah. Makannya saat itu batang tebu dan gula Jawa. Bang Ilham cerita, hari itu sebenarnya saatnya para gajah makan bubur tapi masih sore nanti. Seandainya kami lama di sana, kami bisa ikutan nyuapin gajahnya tapi apa daya, waktu kami terbatas.
Intinya wisatawan yang datang ke sini jangan berharap akan melihat atraksi gajah seperti yang dilihat di kebun binatang atau taman satwa pada umumnya meskipun si Figo ini bisa beberapa pose unik, itu karena dia dulunya adalah gajah sirkus.
Enjoy those lovely photos with Luis Figo:
1,5 jam di Di Aek Nauli Elephant Conservation Camp terasa cepat banget. Meskipun saat ini kami nggak ada niatan untuk mengunjungi Danau Toba lagi (once is enough :)), kami janji ke Bang Ilham bahwa suatu hari kami akan datang lagi ke Aek Nauli Elephant Conservation Camp, mengunjungi Figo dan teman-temannya dan pengen juga ikutan jungle camp untuk melihat orangutan di habitat aslinya. Semoga jalan Tol dari medan ke Parapat segera dibangun dan cepat selesai!
Sekian cerita singkat dari liburan di Indonesia kemarin. Thank you for reading, see you next year!
No comments:
Post a Comment