Harianjabar.com - Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, memastikan stok beras nasional aman hingga jelang bulan suci Ramadan hingga Lebaran 2024 nanti. Hal ini disampaikannya usai melakukan pemeriksaan di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.
"Hari ini badan pangan nasional bersama teman-teman dari Satgas Pangan Daerah Polda Metro Jaya, ada teman-teman dari (pedagang beras) Cipinang, teman-teman direksi Bulog ya. Semua ada di pasar beras Cipinang," kata Arief.
"Kita mau cek sendiri bahwa kondisi stok beras ya itu aman. Jadi kalau hari ini ada berita stok beras itu kurang, kita mau sampaikan sekali lagi stok beras cukup," tegasnya.
Arief mengatakan pada Maret nanti jumlah stok beras akan bertambah hingga 3,5 juta ton dari hasil panen raya di sejumlah daerah. Menurutnya panen raya ini sendiri akan berlangsung minggu ini.
Di luar itu ia memperkirakan jumlah konsumsi selama Ramadan hingga Lebaran nanti jumlah konsumsi beras akan meningkat 20-30%. Namun ia dengan ketersediaan dan panen raya tadi ia memastikan stok beras akan tetap aman.
"Jelang nanti mulai puasa tanggal 9, 10, 11 Maret nanti, sampai dengan Lebaran kami akan pastikan beras itu aman," tegas Arief.
Harga Beras Mulai Turun
Selain ketersediaan stok beras yang mencukupi hingga Lebaran 2024 nanti, Arief juga memastikan harga beras mulai turun. Ia menjelaskan harga beras saat ini bisa dilihat dari harga jual gabah di tingkat petani. Secara sederhana, nilai harga jual beras ini biasanya dua kali nilai harga jual gabah.
Kemudian ia menyebut harga gabah yang sebelumnya sempat menyentuh harga Rp 8.600-8.700 per kilogram (kg), kini sudah berada di level Rp 8.000 per kg. Menurutnya harga gabah ini kemungkinan akan terus turun selama bulan puasa ke level Rp 6.500 per kg.
Artinya harga beras saat ini sudah berada di level Rp 16.000 per kg, dan akan terus turun ke level Rp 13.000 per kg hingga Lebaran nanti.
"Dari yang sebelumnya (harga gabah) di angka Rp 8.600 (per kg), 8.700 (per kg), akan turun menjadi Rp 8.000 (per kg), akan turun lagi (saat bulan puasa) kemungkinan besar akan sekitar Rp 6.500 (per kg)," kata Arief di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.
Arief mengatakan penurunan harga gabah di tingkat petani ini dapat terjadi berkat adanya panen raya dengan perkiraan produksi sampai 3,5 juta ton tadi. Justru menurut Arief, hal yang perlu diperhatikan pemerintah saat ini adalah bagaimana menjaga harga jual gabah di tingkat petani tidak terus turun selama masa panen.
Ia berharap pemerintah dapat menjaga harga jual gabah ini di kisaran Rp 6.000-7.000 per kg. Dengan begitu harga jual beras juga dapat bertahan di kisaran Rp 12.000-14.000 per kg.
"Kemudian juga harus menjaga harga di tingkat produsen pada saat (masa panen) nanti. Karena harga di tingkat petani bergerak turun (selama panen raya ini). Kemungkinan angka angkanya sekitar Rp 6.000 (per kg), Rp 6.500 (per kg) atau sampai dengan Rp 7.000 (per kg)," katanya.
No comments:
Post a Comment