BOGOR - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno menyampaikan data yang menyebutkan BPJS Kesehatan mencatat beban pembiayaan negara tertinggi adalah untuk Penyakit Tidak Menular atau PTM.
Data lain menyebutkan angka kematian di Indonesia maupun di Kota Bogor masih tinggi karena PTM, yang disebabkan jantung koroner, kanker, diabetes melitus dan komplikasi.
Selain itu Retno sapaan Kadinkes mengatakan hasil riset lain pada tahun 2018 yang menunjukkan bahwa hanya 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi sejak awal. Artinya 7 penderita PTM lainnya diketahui tidak dideteksi. Bahkan, tidak menyadari menderita PTM dan diketahui setelah komplikasinya.
"Pada dasarnya PTM bisa diantisipasi atau dicegah. Untuk itu diperlukan deteksi sejak awal agar dapat mengendalikan faktor risiko maupun mencegah ke dalam komplikasi yang lebih berat," kata Retno saat Pencanangan Gerakan Bulan Gerak Deteksi Dini PTM di Posbindu Melati I, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Rabu 15 Juni 2022.
Melalui kolaborasi semua pihak di Kota Bogor, pihaknya membuat satu inovasi untuk mendukung Gerakan Bulan Deteksi Dini PTM Kota Bogor yang disebut Paguyuban Salapan (9) yang memiliki arti 9 sasaran, 9 pelaksana dan 9 program.
Adapun yang dimaksud 9 sasaran terdiri dari masyarakat umur, usia 15 tahun keatas, ASN, wanita usia subur antara 30-50 tahun dengan pemeriksaan IVA tes dan CBE, pegawai swasta, pegawai dan pekerja di industri, mahasiswa dan siswa SMA/sederajat serta pengunjung klinik atau rumah sakit.
Sementara 9 pelaksana kolaborasi meliputi 9 program pemeriksaan kesehatan yang dikelola dan terintegrasi meliputi penanggung jawab PTM, kesehatan indera, kesehatan jiwa, deteksi dini kanker serviks (IVA), promosi kesehatan, lansia, gizi, UKS dan kesehatan kerja.
Untuk 9 pelayanan deteksi adalah deteksi gizi, deteksi dini hipertensi, diabetes melitus, deteksi kanker serviks dan kanker payudara, deteksi dini kesehatan jiwa, pemeriksaan tajam pendengaran dan pemeriksaan tajam penglihatan, pelayanan paru obstruktif kronik dan pelayanan upaya berhenti merokok. RIF
No comments:
Post a Comment